MENJEMPUT
RAHMAT ALLAH SWT.
OLEH
USTAD
AGUS TALIK S.Ag
Dalam hidup ini,Allah SWT telah
memberikan kepada kita bekalan potensi yang harus digunakan secara optimal di
dalam mengarungi bahtera kehidupan sampai menuju akhirnya. Keinginan kita untuk
menggapai kehidupan yang baik serta akhirat yang baik dan terbebas dari siksa
api neraka merupakan target didalam mencapai akhir darikehidupan ini.
Sebagaimana doa kita yang dipanjatkan “ Robbanaa Aatina Fiddunya Hasanah wa Fil
Akhirooti Hasanah Waqiinaa ‘adzaa bannaar , Ya Allah bahagiakanlah Kami hidup
di dunia dan bahagiakanlah pula Kami di akhirat nanti dan jauhkanlah Kami dari
siksa Api neraka “.
Di dalam menggapai cita-cita
kebahagiaan tersebut, Allah SWT telah memberikan kepada kita berupa
Wahyu,Contoh Teladan dari para Nabi dan Rasul serta akal dan hati kita yang
jernih.
Seseorang yang mampu mendayagunakan
ketiga potensi tersebut maka ia akan mampu menggapai apa yang ia cita-citakan
tersebut. Dengan wahyu ; al-Qur’anul Karim, maka ia akan terbimbing arah dan
jalan mana yang harus ditempuhnya. Karena Al-Qur’an itu sebagai petunjuk dan
penerang jalan bagi perjalanan hidup manusia. Bahkan Allah SWT juga menurunkan
nabi Muhammad SAW sebagai contoh
aplikasi nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan manusia sehari-hari.Allah SWT
berfirman :
“ Sungguh telah ada pada diri nabi Muhammad
SAW suri tauladan yang baik bagi kalian semua… “ ( QS Al-Ahzab : 21 )
Dengan akal fikiran dan hati yang
telah Allah SWT berikan kepada setiap manusia,maka diharapkan ia mampu memahami
langkah-langkah yang harus dilakukan kea rah yang lebih baik tentunya.
Dengan mendayagunakan ke tiga modal
tersebut, maka manusia harus segera menapaki kehidupannya, dan ada tiga syarat
agar keinginan/cita-cita/obsesi kita dalam mendapat Rahmat Allah SWT terpenuhi,
sebagaimana yang Allah SWT sampaikan di dalam Al-Qur’an :
“ sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan
orang-orang yang Hijrah dan orang-orang yang berjuang di jalan Allah SWT mereka
itulah orang-orang yang mendapatkan Rahmat Allah SWT, dan sesungguhnya Allah maha
pengampun lagi maha penyayang “ ( QS Al-Baqoroh : 218)
Dari ayat tersebut diatas ada syarat
agar kita mampu menjemput Rahmat-Nya, :
Yang pertama, Aamanuu
yaitu yakin atau percaya. Seseorang yang akan berhasil dalam menggapai
obsesinya yang pertama dia harus yakin bahwa apa yang akan dilakukannya adalah
kebaikan maka ia akan berhasil.Keragu-raguan dalam hal menjalankan sebuah
pekerjaan maka sebagai tanda kegagalan. Maka dalam Hadits Qudsi dikatakan,
bahwa Allah SWT tergantung kepada prasangka hamba-Nya kepadanya. Kalau seseorang
tidak yakin dan ragu maka Allah SWT tidak akan menolong bagi hamba yang
terhadap dirinya sendiri saja tidak yakin.
Yang kedua, Haajaruu,
berhijrah, bergerak,pindah dari satu tempat ketempat yang lain yang lebih baik.
Keyakinan saja tidak cukup, harus ada gerak. Harus ada usaha.kalau hanya yakin
saja tanpa kita bekerja dan berusaha maka tidak ada hasil. Allah akan menilai
kita dari sejauh mana usaha yang kita lakukan, dan Allah SWT tidak merubah
nasib kita kecuali kita ada usaha untuk merubah nasib kita sendiri.
Yang ketiga, Jaahaduu,
berjuang, kesungguhan. Berusaha juga belum cukup kalau hanya berusahanya tidak
optimal. Yang dibutuhkan agar kita berhasil dalam menggapai rahmat Allah SWT
adalah usaha yang se optimal dan semaksimal mungkin yang kita sebut berjihad fi sabilillah.
Sebagai cerminan, seorang syekh Abdullah Azzam, yang pada waktu itu sebagai
seorang peserta dalam sebuah pelatihan. Diminta oleh panitia untuk berlari
memutari lapangan sekuat tenaga yang mereka punyai. Mulailah seluruh peserta berlari,
pada putaran yang ketiga ada berhenti karena tidak kuat, ada yang putaran ke
empat berhenti dan seterusnya.Tinggalah Syekh Abdullah Azzam seorang diri yang
terus berlari terseok-seok karena kelelahan.Seluruh peserta menyarankan agar
berhenti namun ia tetap berlari dan akhirnya ia pun roboh...pingsan. Setelah
sadar beliau ditanya oleh kawan-kawannya kenapa memaksakan diri hingga pingsan,
apa jawab beliau ” Kan perintahnya adalah berlarilah mengitari lapangan sampai sekuat
tenaga yang kalian punyai, nah ketika saya pingsan itulah tenaga saya yang
terakhir...” subhanallah,kesungguhan beliau yang luar biasa, terkadang
kita melakukan usaha atau pekerjaan sudah dianggap optimal dan maksimal padahal
kita sebenarnya belum melakukan apa-apa.
Marilah kita sambut rahmat Allah SWT
dengan modal yang telah Allah SWT berikan pada kita, dan laksanakan
syarat-syaratnya dengan baik maka kita akan berhasil dan Ampunan serta kasih
sayang Allah SWT akan menaungi kita,Aamiin ya Robbal ’alamin.
INFO :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar