/** Kotak Iklan **/ .kotak_iklan {text-align: center;} .kotak_iklan img {margin: 0px 5px 5px 0px;padding: 5px;text-align: center;border: 1px solid #ddd;} .kotak_iklan img:hover {border: 1px solid #333}

Rabu, 10 Juli 2013

PRILAKU TERCELA


PERILAKU TERCELA
Oleh Ustad Agus Talik. S.Ag


Beberapa perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah SWT khususnya yang berkaitan langsung  terhadap perilaku  diri kita  sendiri, diataranya :
1.      Ujub
Ujub artinya sikap manusia yang senantiasa membangga-banggakan diri sendiri atau bermegah diri.
Firman Allah SWT
Dan janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu ( menjadikan kamu bersikap ujub ) ,sesungguhnya Allah menghendaki akan mengadzab mereka didunia dengan harta dan anak-anak itu agar melayang nyawa mereka dalam keadaan kafir’ ( QS.At-Taubah,9 : 55 )
2.      Takabbur
Takabbur adalah sikap perilaku membesarkan diri dan tidak mau menerima kebenaran serta senantiasa memandang rendah orang lain.
Firman Allah
Artinya : “ ....Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang takabbur sombong ‘ ( QS. An-Nahl,16:23 )

Selain perilaku tercela yang berkaitan dengan diri sendiri juga ada beberapa perbuatan yang juga sangat dibenci Allah SWT yang kaitannya terhadap orang lain,
1.      Dusta
Dusta artinya memberikan atau menyampaikan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Dusta itu meliputi dusta ucapan/lisan,dusta tulisan serta dusta hati.
Firman Allah ;
Amat besar kebencian disisi Allah,bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu perbuat “ ( QS.Ash-Shof;61: 3)
2.      Menipu
Menipu adalah mengecoh atau membaguskan sesuatu yang buruk baik melalui lisan atau perbuatan.
Firman Allah ;
Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang “ (QS.Al-Muthoffifin : 1)
Contoh, seseorang menjual makanan yang dikatakan halal 100 % padahak ia telah mecampurinya dengan sesuatu yang  haram.
3.      Ingkar janji
Ingkar janji adalah perilaku untuk tidak melaksanakan kesepakatan yang telah dilakukan dengan fihak lain. Orang yang ingkar janji termasuk orang-orang yang munafik.
Firman Allah ;
Dan ingatlah ketika kamu mengambil janji dari bani Israil (yaitu) ; janganlah kamu menyembah selain Allah dan berbuat baiklah kepada ibu bapak,kaum kerabat,anak-anak yatim  dan orang-orang miskin serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia,dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat.Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu,kecuali sebagian kecil daripada kamu san kamu selalu berpaling ( QS. Al-Baqoroh : 83)
4.      Sumpah palsu
Sumpah palsu adalah ucapan sumpah yang tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Perbuatan seperti ini sangat berbahaya dan sangat berdosa besar,karena akibat yang ditimbulkan orangyang melakukan sumpah palsu ini juga akan berdampak bersar kemudharotannya kepada orang lain
Firman Allah ‘
Kelak mereka akan bersumpah kepadamu dengan nama Allah,apabila kamu kembali kepada mereka,supaya kamu berpaling dari mereka,maka berpalinglah dari mereka karena sesungguhnya mereka itu adalah najis dan tempat mereka jahanam,sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.(QS.At-taubah : 95)
5.      Kesaksian palsu
Saksi palsu kesaksian sesorang yang tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Perbuatan ini juga berdampak besar kepada orang lain bahkan semua orang dalam komunitas yang sangat luas,misalnya negara. Berapa banyak para pejabat yang salah namun karena banyaknya saksi-saksi  palsu maka orang yang bersalahpun akhirnya menjadi bebas atas jeratan hukum.
                  Firman Allah :
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu,dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah) karena membela orang-orang yang khianat” ( QS.An-Nisa : 105)

Senin, 08 Juli 2013

Bulan Ramdhan : Bulan kebebasan dan perbaikan


Bulan kebebasan dan perbaikan
Oleh Ustad Agus Talik S.Ag

Ramadhan adalah bulan kebebasan, kekuatan ambisi dan perbaikan jiwa manusia, yang menjadi awal langkah perbaikan dan pengokohan, barangsiapa yang mampu melakukan perbaikan diri maka akan mampu mewujudkan perbaikan dalam medan kehidupan dan kerja Imam syahid Hasan Al-Banna –pendiri dakwah yang penuh berkah ini, dakwah ikhwanul muslimin - berkata: “Ladang kalian yang pertama adalah jiwa kalian, jika kalian mampu memenangkannya maka terhadap orang lain akan lebih mampu…” seorang muslim yang mampu menguasai jiwa dan syahwatnya, melatih dirinya sepanjang bulan ini dalam memperkokoh ambisi dan menguasai diri, menguasai kebutuhan dan tuntutannya…maka akan mampu mewujudkan mukjizat dan prestasi-prestasi.
Bulan ramadhan merupakan salah satu karunia dari Allah untuk umat ini, dan Rasulullah saw bersabda
إن لله في أيام دهركم نفحات ألا فتعرَّضوا لها
“Sesungguhnya Allah dalam tiap-tiap hari dari kehidupan kalian ada karunia, maka berusahalah mengambilnya”, yaitu memanfaatkan dari untuk memperkuat iman, memperbaiki diri dan menambah kedekatan kepada Allah SWT; agar menjadi pelaku perbaikan di muka bumi dan memakmurkan dunia, memimpin umat manusia menuju kebaikan dan kebahagiaan.
Bulan ramadhan adalah merupakan kesempatan kita yang selalu dan terus ada sebagai umat yang menginginkan kebaikan dan perubahan, berusaha untuk muncul menuju perbaikan penyimpangan manusia yang selalu menggelorakan kerusakan, penindasan, kekejaman dan kedzaliman, mendorong pada kebudayaan materi yang merusak, menyokong kedzaliman dan penjajahan, menyebarkan kerusakan, kehancuran dan peperangan, menuju peradaban manusia yang mulia, kehidupan yang dipenuhi dengan iman, tauhid dan keadilan.
Betapa kita – individu dan umat – butuh untuk memanfaatkan pelajaran-pelajaran dari bulan ramadhan untuk memperbaiki kondisi kita, mengembalikan skala prioritas yang akan kita lakukan, menghadirkan tauladan dunia yang baru, mengembalikan dunia pada kebenaran, karena kita memiliki segala pilar-pilar kebangkitan, seluruh dasar-dasar kemajuan dan kemenangan atas kelamahan dan kehinaan, umat yang selalu baik dalam melakukan puasa dan qiyam, ruku dan sujud di hadapan Tuhannya, umat yang tidak akan kalah selamanya sementara kemenangan selalu menyertainya.
Kepada kaum muslimin…
Saya sampaikan kepada seluruh umat Islam di mana saja mereka berada, khususnya kepada para ikhwan, anak-anak dan cucu-cucu yang memiliki intisab kepada dakwah ikhwanul muslimin: bahwa bulan ramadhan kesempatan yang sangat berharga untuk mendekatkan diri kepada Allah, maka dari itu pergunakanlah dengan sebaik-baiknya dan manfaatkanlah waktu-waktunya dari pelajaran-pelajaran dalam menguatkan keimanan, dan memperbaharui baiat kepada Allah, memenuhi janji kepada agama kita, ikhlash untuk umat dan mampu melakukan perubahan, perbaikan dan nasihat sepampu melakukan dijalannya, marilah kita beramal, berjuang dan berkorban, “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa (Ali Imron : 133)
Adapun ikhwah yang berada di balik jeruji besi dan yang ditangkap…saya memohon kepada Allah agar dilepas dari kedzaliman, dikembalikan kepada keluarga mereka dengan selamat dan tidak kekurangan suatu apapun, menerima kesabaran, ketsabatan dan jihad mereka, dan memberikan umat dengan kebebasan dan keadilan, mengangkat musibah, kedzaliman dan tekanan.
Diawal tahun pelajaran…
Sebelum saya tutup risalah ini saya ucapkan selamat dan tahniah di awal tahun pelajaran baru kepada mereka yang mulia para guru yang gigih di lembaga-lembaga pendidikan, baik di negeri-negeri arab dan Islam, mereka yang selalu mengorbankan waktu, tenaga dan ilmu untuk membina, mendidik dan mengarahkan anak-anak kami, menanamkan nilai-nilai yang mulia dan akhlak yang bersih untuk membangun masa depan yang lebih cerah bagi umat dan Negara.
Kami kepada para pelajar dalam berbagai tingkatannya, hendaklah kalian bersungguh-sungguh dan semangat, mengerahkan dengan semampu kalian untuk meningkatkan prestasi dan pendidikan, menjadikan usaha ini sebagai kewajiban agama, tujuan mulia dan penting bagi umat dan Negara, saya juga menyerukan kepada para guru, pendidik dan murabbi untuk mengerahkan segala potensinya; untuk menanamkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan, bersungguh-sungguh dan mencinta pekerjaan dan belajar dalam jiwa anak-anak kami baik laki-laki dan perempuan, dan menanamkan juga kepada mereka untuk menolak perasaan hina dan rendah diri, menolak kedzaliman dan keterpaksaan, karena mereka adalah pemuda yang merupakan tiang kebangkitan, cita-cita umat dimasa depan yang lebih cerah.
Kami sangat menghargai ilmu dan ulama, dan Rasulullah saw bersabda :
طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة”.
“Menuntut ilmu adalah wajib bagi muslim laki-laki dan perempun”.
Semoga kebaikan selalu mengiringi kalian sepanjang tahun… “ Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya”. (Yusuf : 21)
Segala puji hanya milik Allah dari pertama dan akhir… dan salawat dan salam kepada nabi Muhammad saw beserta keluarga dan sahabat. Amin. []

Minggu, 07 Juli 2013

KEINDAHAN BAHASA AL-QUR’AN



KEINDAHAN BAHASA AL-QUR’AN
By. Agus Talik S.Ag

Ketika manusia mencoba mengupas keagungan Al-Qur’an Al-Karim,maka ketika itu pulalah manusia harus tunduk mengakui keagungan dan kebesaran Allah SWT.Karena dalam Al-Qur’an terdapat lautan makna yang tiada batas,lautan keindahan bahasa yang tiada dapat dilukiskan oleh kata-kata,lautan keilmuan yang belum terfikirkan dalam jiwa manusia dan berbagai lautan-lautan lainnya yang tidak terbayangkan oleh indra kita.
Oleh karenanya mereka yang telah dapat berinteraksi dengan Al-Qur’an sepenuh hati dapat merasakan “getaran keagungan” yang tiada bandingannya.Mereka dapat merasakan sebuah keindahan yang tidak terhingga,yang dapat menjadikan orientasi dunia sebagai sesuatu yang teramat kecil dan sangat kecil sekali.Sayyid Qutub di dalam mukaddimah kitab tafsir “ Fi Zhilalil Qur’an” nya mengungkapkan :
“ Hidup di bawah naungan Al-Qur’an merupakan suatu kenikmatan.Kenikmatan yang tiada dapat dirasakan kecuali hanya oleh mereka yang benar-benar telah merasakannya.Suatu kenikmatan yang mengangkat jiwa,memberikan keberkahan dan mensucikannya….Dan Alhamdulillah…,Allah telah memberikan kenikmatan pada diriku untuk hidup dibawah naungan Al-Qur’an beberapa saat dalam perputaran zaman.Disitu aku dapat merasakan sebuah kenikmatan yang benar-benar belum pernah aku rasakan sebelumnya sama sekali dalam hidupku.”
Cukuplah menjadi bukti keindahan bahasa al-Qur’an manakala diriwayatkan oleh ibnu Ishaq dari Imam zuhri ( Abu syahbah,1996:I/312) :
Bahwa suatu ketika,Abu Jahal,Abu Lahab dan Akhnas bin syariq yang secara sembunyi-sembunyi mendatangi rumah Rasulullah SAW,pada malam hari untuk mendengarkan lantunan ayat-ayat Al-Qur’an yang dibaca oleh Rasulullah SAW dalam sholatnya. Mereka bertiga memiliki posisi yang tersendiri yang tidak diketahui oleh yang lainnya. Hingga ketika Rasulullah SAW usai melaksanakan sholat mereka bertiga memergoki satu sama lainnya di jalan.Mereka bertiga saling mencela dan membuat kesepakatan untuk tidak kembali mendatangi rumah Rasulullah SAW. Namun pada malam berikutnya ternyata mereka betiga tidak kuasa menahan gejolak jiwanya untuk mendengarkan lantunan ayat-ayat tersebut. Mereka bertiga mengira bahwa yang lainnya tidak akan dating ke rumah Rasulullah SAW, dan mereka pun menempati posisi mereka masing-masing. Ketika Rasulullah SAW usai melaksanakan sholat mereka pun memergoki yang lainnya di jalan. Dan terjadilah saling celaan sebagaimana yang kemarin mereka ucapkan. Kemudian pada malam berikutnya gejolak jiwa mereka benar-benar tidak dapat dibendung lagi untuk mendengarkan Al-Qur’an dan merekapun menempati posisi sebagaimana hari sebelumnya. Dan manakala Rasulullah SAW usai melaksanakan sholat mereka bertiga kembali memergoki yang lainnya. Akhirnya mereka bertiga membuat mu’ahadah ( perjanjian ) untuk sama-sama tidak kembali kerumah Rasulullah SAW guna mendengarkan Al-Qur’an.
Masing-masing mengakui keindahan Al-Qur’an,namun hawa nafsu mereka memungkiri kenabian Muhammad SAW.
Selain contoh di atas terdapat juga ayat yang mengungkapkan keindahan Al-Qur’an,Allah mengatakan :
“ Kalau sekiranya Kami menurunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir ( QS.Al-Hasyr : 21

Rumah Quran Indonesia: Selamat Menjalankan Ibadah Puasa 1434 H

Rumah Quran Indonesia: Selamat Menjalankan Ibadah Puasa 1434 H: Bila hati saling terpaut rasa cinta terjalin indah Bila salah & Khilaf telah terjadi maka Mohon Maaf Lahir & Batin atas ke...

Selamat Menjalankan Ibadah Puasa 1434 H



Bila hati saling terpaut rasa cinta terjalin indah
Bila salah & Khilaf telah terjadi maka Mohon Maaf
Lahir & Batin atas kesalahan,
“Marhaban Ya Ramadhan”
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa 1433 H
Semoga kita selalu diberkahi dibulan yang penuh mahrifah

RUMAH QURÁN INDONESIA....
Office : Jl. Kayuwalang Perjuangan Majasem Kel. Karyamulya Kec. Kesambi Kota Cirebon
Phone ;087829170808

Jumat, 05 Juli 2013

Rumah Quran Indonesia: ASY-SYAJA’AHOleh Ustad Agus Talik S.AgAsy-syaja’ah...

Rumah Quran Indonesia: ASY-SYAJA’AHOleh Ustad Agus Talik S.AgAsy-syaja’ah...: ASY-SYAJA’AH Oleh Ustad Agus Talik S.Ag Asy-syaja’ah (keberanian) adalah salah satu ciri yang dimiliki orang yang istiqamah di jala...

Rumah Quran Indonesia: Bulan Ramdhan = Bulan Iman dan Perubahan

Rumah Quran Indonesia: Bulan Ramdhan = Bulan Iman dan Perubahan:                                         Bulan ramadhan = Bulan Iman dan Perubahan                                     By Ahmad Tachin...

Rumah Quran Indonesia: RAMADHAN BULAN QURÁN

Rumah Quran Indonesia: RAMADHAN BULAN QURÁN: R A MADH A N BULAN QUR’AN By Agus Talik S.Ag Bulan Romadhon juga disebut sebagai syahrul Qur’an,karena memang dalam bulan Romadhon i...

RAMADHAN BULAN QURÁN


RAMADHAN BULAN QUR’AN
By Agus Talik S.Ag

Bulan Romadhon juga disebut sebagai syahrul Qur’an,karena memang dalam bulan Romadhon interaksi umat Islam terhadap Al-Qur’an sangatlah dekat dan kuat.Selain membaca Al-Qur’an kita juga disunahkan pula untuk mendengarkan Al-Qur’an.
Di dalam ajaran Islam bukan hanya membaca Al-Qur’an saja yang menjadi ibadah dan amal yang mendapat pahala dan rahmat,tetapi mendengarkan bacaan Al-Qur’an pun begitu pula. Sebahagian ulama mengatakan bahwa mendengarkan orang membaca Al-Qur’an   pahalanya sama dengan orang yang membacanya.
Tentang pahala orang mendengarkan bacaan Al-Qur’an dengan jelas dalam surat Al-“Arof : 204 disebut sebagai berikut :
“ Dan apabila dibacakan Al-Qur’an maka dengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat “
Mendengarkan bacaan Al-Qur’an dengan baik dapat menghibur perasaan sedih,menenangkan jiwa yang gelisah dan melunakkan hati yang keras,serta mendatangkan petunjuk.Itulah yang dimaksudkandengan rahmat Allah,yang diberikan kepada orang yang mendengarakan bacaan Al-Qur’an dengan bai. Demikian besar mukjizat Al-Qur’an sebagai wahyu Ilahi yang tak bosan-bosan orang membaca dan mendengarkannya. Malahan semakin sering orang membaca dan mendengarkannya semakin terpikat hatinya kepada Al-Qur’an ; bila Al-Qur’an dibaca dengan dengan lidah yang fasih dengan suara yang baik dan merdu akan lebih memberi pengaruh kepada jiwa orang yang mendengarkannya dan bertamah imannya. Bagaimana keadaan orang mukmin tatkala mendengarkan bacaan Al-Qur’an itu digambarkan oleh Firman Allah SWT sebagai beriku :
“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu,hanyalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka karenanya dan kepada Tuhanlahmereka bertawakkal “
( QS. Al-Anfal : 2)
Diriwayatkan bahwa pada suatu malam Nabi Muhammad SAW mendengarkan Abu Musa Al-‘Asy’ari  membaca Al-Qur’an sampai jauh malam. Sepulang beliau di rumah,beliau ditanya oleh isteri beliau Aisyah r.a,apa sebab nya pulang sampai jauh malam,Rasulullah SAW menjawab  bahwa beliau terpikat oleh kemerduan suara Abu Musa Al-‘Asy’ari r.a  membaca Al-Qur’an seperti merdunya suara nabi Daud a.s.
Di dalam riwayat banyak sekali diceritakan betapa pengaruh bacaaan Al-Qir’an pada masa Rasulullah SAW  terhadap hati orang-orang kafir yang setelah mendengarkan bacaan Al-Qur’an itu tidak sedikit hati yang pada mulanya keras dan marah kepada nabi Muhammad SAW serta pengikut-pengikutnya terbalik menjadi lunak dan maumengikuti ajaran Islam.
Rasulullah SAW sendiri sangat gemar mendengarkan bacaan Al-Qur’an dari orang lain.Dalam sebuah hadits; yang diriwayatkan sebagai berikut : Rasulullah berkata kepadaku : “ Hai Ibnu mas’ud bacakanlah Al-Qur’an untukku !”, lalu aku menjawab : “apakah aku pula yang membacanyakan Al-Qur’an untukmua ya Rasulullah,padahal Al-Qur’an itu diturunkan Tuhan kepadamu?..”,Rasulullah menjawab : “ Aku senang mendengarkan bacaan Al-Qur’an itudari orang lain :”.
Kemudian Ibnu Mas’ud membacakan beberapa ayat dari surat An-Nisa,maka tatkala bacaan Ibnu Mas’ud itu sampai kepada ayat 41 yang berbunyi :
“ Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti) apabila Kami mendatangkan seorang saksi (Rasul dan Nabi) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (ummatmu)”.
Sedang ayat itu sangat mengharukan hati Rasulullah,lalu beliau berkata: “ cukuplah sekian saja,ya Ibnu Mas’ud ! “, ibnu Mas’ud melihat Rasulullah meneteskan air matanya serta menundukkan kepalanya.

Rabu, 03 Juli 2013

Bulan Ramdhan = Bulan Iman dan Perubahan


                                        Bulan ramadhan = Bulan Iman dan Perubahan
                                    By Ahmad Tachinardi

Segala puji hanya milik Allah Tuhan semesta alam, shalawat dan salam atas pemuka para utusan, nabi Muhammad saw, beserta keluarga dan sahabat seluruhnya, selanjutnya…
Tidak lama lagi, bahkan beberapa saat lagi akan hadir ditengah kita tamu yang mulia dan bulan yang agung, yang selalu kita nantikan sepanjang tahun, kita nantikan sepanjang hari dan malam, untuk memperbaharui keimanan kita, memperkokoh semangat kita, menguatkan azimah, melepaskan beban keraguan dan kesulitan dunia, membersihkan kotoran-kotoran jiwa dan penyakit hati.
Allah SWT berfirman :
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ﴾
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (Al-Baqoroh : 183). Taqwa kepada Allah adalah tujuan setiap muslim, harapan dari ibadah di bulan yang mulia ini, yang di dalamnya Allah mewajibkan puasa atas umat muslim yang berakal, baligh dan mampu, puasa adalah ibadah yang Allah mengumpulkan ganjaran dan pahalanya di akhirat, dan Allah SWT yang membalasnya langsung ganjarannya, dalam hadits qudsi Allah berfirman:
كل عمل ابن آدم له إلا الصوم، فإنه لي وأنا أجزي به”.
“Setiap amalan anak cucu Adam miliknya kecuali puasa, dia adalah milik-Ku dan Akulah yang akan memberikan ganjarannya dengannya”.
Ramadhan adalah bulan Al-Quran, dan Al-Quran adalah dustur (undang-undang) umat yang kekal, barangsiapa berkata dengannya akan benar, barangsiapa yang berhukum dengannya akan adil, barangsiapa yang menyeru kepadanya akan diberikan petunjuk ke jalan yang lurus, dan barangsiapa yang mencari pada selainnya akan disesatkan Allah. Al-Quran adalah seperempat hati, cahaya mata, tali Allah yang kokoh, cahaya yang nyata, para salafus salih banyak berpegang teguh kepadanya sehingga mereka mampu mengisi dunia dengan adil dan rahmat, cahaya dan barakah, adapun umat sekarang banyak yang lepas darinya sehingga Allah memberikan kekuasan kepada mereka atas orang yang paling jahat, menghinakan mereka dan merampas kekayaaan mereka, menjajah negeri mereka dan mengisi dunia dengan kedzaliman dan kekejaman.

Senin, 24 Juni 2013

ASY-SYAJA’AH
Oleh
Ustad Agus Talik S.Ag
Asy-syaja’ah (keberanian) adalah salah satu ciri yang dimiliki orang yang
istiqamah di jalan Allah, selain ciri-ciri berupa al-ithmi’nan (ketenangan)
dan at-tafaul (optimisme).
Jadi orang yang istiqamah akan senantiasa berani, tenang dan optimis karena
yakin berada di jalan yang benar dan yakin pula akan dekatnya pertolongan Allah.
Namun memang tak mudah untuk menjadi orang yang
istiqamah atau teguh pendirian memegang nilai-nilai kebenaran dan senantiasa
berada di jalan Allah. Bahkan Rasulullah saw. mengatakan bahwa turunnya surat
Hud membuat beliau beruban karena di dalamnya ada ayat (QS. Huud [11]: 112) yang memerintahkan untuk beristiqamah,"Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan
(juga) orang yang telah tobat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas.
Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." Rasulullah saw. memahami benar makna istiqamah yang sesungguhnya sampai ketika Abu Sufyan
bertanya hal terpenting apa dalam Islam yang membuatnya tak perlu bertanya lagi,
beliau menjawab, "Berimanlah kepada Allah dan kemudian beristiqamahlah (terhadap
yang kau imani tersebut)."
Di kesempatan lain, Rasulullah saw. juga mengatakan tantangan buat orang
yang istiqamah memegang Islam di akhir zaman, begitu berat laksana menggenggam
bara api.
Keberanian untuk tetap istiqamah walau nyawa taruhannya nampak pada diri
orang-orang beriman di dalam surat Al-Buruuj (QS. 85) yang dimasukkan
ke dalam parit dan dibakar oleh as-habul ukhdud hanya karena mereka menyatakan
keimanannya kepada Allah Taala.
Begitu pula Asiah, istri Firaun dan Masyitah, pelayan Firaun, kedua-duanya
harus menebus keimanan mereka kepada Allah dengan nyawa mereka. Asiah di tiang
penyiksaannya dan Masyitah di kuali panas mendidih beserta seluruh keluarganya
karena mereka berdua tak sudi menuhankan Firaun.
Demikian sulitnya untuk mempertahankan keistiqamahan di jalan Allah, dan
demikian sulit pula untuk mewujudkan asy-syaja’ah sebagai salah satu aspeknya.
Secara manusiawi seseorang memang memiliki sifat khauf (takut)
sebagai lawan sifat asy-syaja’ah. Namun sifat khauf thabi’i (alamiah)
yang diadakan Allah di dalam diri manusia sebagai mekanisme pertahanan diri
seperti takut terbakar, tenggelam, terjatuh dimangsa binatang buas, harus berada
di bawah khauf syar’i yakni takut kepada Allah Taala. Hal tersebut secara
indah dan heroik terlihat gamblang pada kisah Nabi Musa a.s, Ibrahim a.s dan
Muhammad saw.
Rasa takut pada kemungkinan tenggelam ke laut merah teratasi oleh ketenangan,
optimisme dan keberanian Nabi Musa a.s yang senantiasa yakin Allah bersamanya
dan akan menunjukinya jalan. Dan benar saja Allah memberinya jalan keluar berupa
mukjizat berupa terbelahnya laut merah dengan pukulan tongkatnya sehingga bisa
dilalui oleh Nabi Musa dan pengikutnya. Kemudian laut itu menyatu kembali dan
menenggelamkan Firaun beserta tentaranya.
Kisah yang tak kalah mencengangkannya terlihat pada peristiwa pembakaran
Nabi Ibrahim a.s. Rasa takut thabi’i terhadap api dan terbakar olehnya teratasi
oleh rasa takut syar’i yakni takut kepada Allah saja. Dan subhanallah, pertolongan
Allah datang dengan perintah Nya kepada api agar menjadi dingin dan sejuk serta
menyelamatkan Nabi Ibrahim a.s.
Keberanian, ketawakalan dan kepasrahan pada Allah yang membuahkan pertolongan-Nya
juga terlihat pada saat Rasulullah Muhammad SAW bersama sahabat setianya Abu
Bakar Ash-Shidiq berada di gua Tsur untuk bersembunyi dalam rangka strategi
hijrah ke Yatsrib (Madinah).



Kaki-kaki musuh yang lalu lalang tidak menggetarkan Rasulullah dan ketika
Abu Bakar begitu mengkhawatirkan keselamatan Rasulullah SAW, beliau menenangkannya
dengan berkata, “Jangan takut, sesungguhnya Allah bersama kita” (QS
9: 40). Dan ternyata terbukti Allah Taala memberikan pertolongan melalui
makhluk-makhluk-Nya yang lain. Burung merpati yang secara kilat membuat sarang,
begitu pula laba-laba di mulut gua, membuat musyrikin Quraisy yang mengejar
yakin gua itu tak mungkin dilalui oleh manusia
MEMBACA AL-QUR’AN
Oleh
Ustad Agus Talik S.Ag

Assamualaikum Wr.Wb
Al-Qur’an adalah kitab suci yang merupakan  sumber utama dan pertama ajaran Islam,menjadi  petunjuk kehidupan  umat manusia diturunkan Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW sebagai salah satu rahmat yang tak ada taranya bagi alam semesta. Didalamnya terkumpul wahyu Ilahi yang menjadi prtunjuk,pedoman dan pelajaran bagi siapa yang mempercayainya serta mengamalkannya. Al-Qur’an  adalah kitab suci  yang terakhir diturunkan Allah SWT, yang isinya mencangkup segala pokok-pokok syariat yang terdapat dalam kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya. Karena itu setiap orang  yang mempercayai Al-Qur’an  akan bertambah cinta kepadanya,cinta untuk membacanya dan mengajarkannya sampai merata rahmatnya dirasai dan dikecap oleh penghuni alam semesta.
Setiap mukmin  yakin  bahwa membaca Al-Qur’an saja sudah termasuk amal yang sangat mulia dan akan mendapat pahala yang berlipat ganda,sebab yang dibacanya itu adalah kitab suci. Al-Qur’an adalah sebaik-baik bacaan bagi orang yang beriman, baik dikala senang maupun dikala susah,dikala gembira ataupun dikala sedih. Malahan membaca Al-qur’an itu bukan saja menjadi amal dan ibadah tetapi juga menjadi obat dan penawar bagi orang yang gelisah jiwanya.
   Pada suatu ketika datanglah seseorang kepada sahabat Rasulullah yang bernama Ibnu Mas’ud r.a ,meminta nasehat  katanya : “wahai Ibnu mas’ud berilah nasehat yang dapat kujadikan obat bagi jiwaku yang sedang gelisah. Dalam beberapa hari ini aku merasa tidak tenteram,jiwaku gelisah dan fikiranku kusut,makan tak enak tidurpun tak enak”.
Maka ibnu mas’ud menasehatinya,katanya :  “kalau penyakit itu yang menimpamu maka bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat,yaitu ketempat orang yang membaca Al-Qur’an ,engkau baca Al-Qur’an atau engkau dengar baik-baik orang yang membacanya ; atau engkau pergi ke majelis pengajian yang mengingatkan hatimu kepada Allah ; atau engkau cari waktu dan tempat yang sunyi disana engkau berkhalwat menyembah Allah,umpama diwaktu tengah malam buta,disaat orang sedangtidur nyenyak engkau bangun mengerjakan sholat malam meminta dan memohon kepada Allah SWT ketenangan jiwa,ketentraman fikiran dan kemurnian hati. Seandainya jiwamu belum juga  terobat dengan cara ini,engkau minta kepada Allah agar diberi-Nya hati yang lain,sebab hati yang kamu pakai itu,bukan lagi hatimu “
Setelah orang itu kembali kerumahnya,diamalkannya nasehat ibnu mas’ud r.a itu. Dia mengambil air wudhu kemudian diambilnyaAl-Qur’an terus dia baca dengan hati yang khusyu,selesai membacaAl-Qur’an  berubahlah kembali jiwanya menjadi jiwa yang tenang dan tenteram,fikirannya jernih,kegelisahannya hilang sama sekali.
Tentang keutamaan dan kelebihan membaca Al-Qur’an ,Rasulullah SAW menyatakan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh bukhari dan Muslim yang maksudnya demikian : “ Ada dua golongan manusia yang sungguh-sungguh  orang dengki kepadanya,yaitu orang yang diberi oleh Allah kitab suci Al-Qur’an ini,dibacanya siang dan malam, dan orang yang dianugerahi Allah kekayaan harta,siang dan malam kekayaan itu digunakannya untuk segala sesuatu yang diridhoi Allah “
Di dalam hadits yang lain yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim pula Rasulullah SAW menyatakan tentang kelebihan martabat dan keutamaan orang membaca Al-Qur’an,demikian maksudnya : “ Perumpamaan orang Mukmin yang membacaAl-Qur’an adalah seperti bunga utrujjah,baunya harum dan rasanya lezat, orang mukmin yang tidak suka membaca Al-Qur’an adalah seperti buah korma, baunya tidak begitu harum tapi manis rasanya, orang munafik yang membaca Al-Qur’an ibarat sekuntum bunga berbau harum tetapi pahit rasanya, dan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an tak ubahnya seperti buah hanzalah,tidak berbau dan rasanya pahit sekali”.
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW juga menerangkan bagaimana besarnya rahmatAllah terhadap orang-orang yang membaca Al-Qur’an di rumah-rumah Allah ( masjid,surau,mushola dan lain-lain). Hal ini dikuatkan oleh sebuah hadits yang masyhur lagi shohih yang artinya sebagai berikut : “ kepada kaum yang suka berjamaah di rumah-rumah Allah  membacaAl-Qur’an secara bergiliran dan mengajarkannya terhadap sesamanya akan turunlah kepada ketenangan dan ketentraman akan berlimpah kepadanya rahmat dan mereka akan dijaga oleh malaikat,juga Allah akan selalu mengingat mereka ( diriwayatkan oleh muslim dari abu hurairah )
Dengan hadits diatas nyatalah bahwa membaca Al-Qur’an baik mengetahui artinya ataupun tidak adalah termasuk ibadah,amal sholeh dan mmberi rahmat serta mamfaat bagi yang melakukannya; juga memberi cahaya kepada keluarga rumah tanggatempat Al-Qur’an itu dibaca.Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Baihaqi dari Anas r.a ,Rasulullah SAW bersabda : “ Hendaklah kamu beri nur/cahaya rumah tanggamu dengan sholat dan dengan membaca Al-Qur’an”.
Didalam hadits yang lain Rasululllah SAW menyatakan tentang membericahaya rumah tangga dengan membaca Al-Qur’an itu. Dalam hadits yang diriwayatkan ole Daru Quthni dari Anas r.a rasulullah SAW memerintahkan : “ perbanyaklah membaca Al-Qur’an dirumahmu sesungguhnya di dalam rumah  yang tak ada orang membaca akan sedikit sekali dijumpai kebaikan dirumah itu,dan akan banyak sekali kejahatan serta penghuninya selalu merasa sempitdan susah “.

Mengenai pahala membaca Al-Qur’an , Ali bin Abi Tholib mengatakan bahwa tiap-tiap orang yang membaca Al-qur’an dalam sholat akan mendapat pahala lima puluh kebaikan untuk tiap-tiap huruf yang diucapkannya,membaca Al-qur’an diluar sholat dengan berwudhu pahalanya dua puluh lima kali kebajikan bagi tiap-tiap huruf yang diucapkannya dan membaca Al-Qur’an di luar sholat dengan tidak berwudhu pahalanya sepuluh kebaikan bagi tiap-tiap huruf yang diucapkannya”...
Wassalamualaikum Wr.Wb

Jumat, 21 Juni 2013

MENJEMPUT RAHMAT ALLAH SWT.
OLEH
USTAD AGUS TALIK S.Ag

Dalam hidup ini,Allah SWT telah memberikan kepada kita bekalan potensi yang harus digunakan secara optimal di dalam mengarungi bahtera kehidupan sampai menuju akhirnya. Keinginan kita untuk menggapai kehidupan yang baik serta akhirat yang baik dan terbebas dari siksa api neraka merupakan target didalam mencapai akhir darikehidupan ini. Sebagaimana doa kita yang dipanjatkan “ Robbanaa Aatina Fiddunya Hasanah wa Fil Akhirooti Hasanah Waqiinaa ‘adzaa bannaar , Ya Allah bahagiakanlah Kami hidup di dunia dan bahagiakanlah pula Kami di akhirat nanti dan jauhkanlah Kami dari siksa Api neraka “.
Di dalam menggapai cita-cita kebahagiaan tersebut, Allah SWT telah memberikan kepada kita berupa Wahyu,Contoh Teladan dari para Nabi dan Rasul serta akal dan hati kita yang jernih.
Seseorang yang mampu mendayagunakan ketiga potensi tersebut maka ia akan mampu menggapai apa yang ia cita-citakan tersebut. Dengan wahyu ; al-Qur’anul Karim, maka ia akan terbimbing arah dan jalan mana yang harus ditempuhnya. Karena Al-Qur’an itu sebagai petunjuk dan penerang jalan bagi perjalanan hidup manusia. Bahkan Allah SWT juga menurunkan nabi Muhammad  SAW sebagai contoh aplikasi nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan manusia sehari-hari.Allah SWT berfirman :
Sungguh telah ada pada diri nabi Muhammad SAW suri tauladan yang baik bagi kalian semua… “ ( QS Al-Ahzab : 21 )
Dengan akal fikiran dan hati yang telah Allah SWT berikan kepada setiap manusia,maka diharapkan ia mampu memahami langkah-langkah yang harus dilakukan kea rah yang lebih baik tentunya.
Dengan mendayagunakan ke tiga modal tersebut, maka manusia harus segera menapaki kehidupannya, dan ada tiga syarat agar keinginan/cita-cita/obsesi kita dalam mendapat Rahmat Allah SWT terpenuhi, sebagaimana yang Allah SWT sampaikan di dalam Al-Qur’an :
sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang Hijrah dan orang-orang yang berjuang di jalan Allah SWT mereka itulah orang-orang yang mendapatkan Rahmat Allah SWT, dan sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang “ ( QS Al-Baqoroh : 218)
Dari ayat tersebut diatas ada syarat agar kita mampu menjemput Rahmat-Nya, :
Yang pertama, Aamanuu yaitu yakin atau percaya. Seseorang yang akan berhasil dalam menggapai obsesinya yang pertama dia harus yakin bahwa apa yang akan dilakukannya adalah kebaikan maka ia akan berhasil.Keragu-raguan dalam hal menjalankan sebuah pekerjaan maka sebagai tanda kegagalan. Maka dalam Hadits Qudsi dikatakan, bahwa Allah SWT tergantung kepada prasangka hamba-Nya kepadanya. Kalau seseorang tidak yakin dan ragu maka Allah SWT tidak akan menolong bagi hamba yang terhadap dirinya sendiri saja tidak yakin.
Yang kedua, Haajaruu, berhijrah, bergerak,pindah dari satu tempat ketempat yang lain yang lebih baik. Keyakinan saja tidak cukup, harus ada gerak. Harus ada usaha.kalau hanya yakin saja tanpa kita bekerja dan berusaha maka tidak ada hasil. Allah akan menilai kita dari sejauh mana usaha yang kita lakukan, dan Allah SWT tidak merubah nasib kita kecuali kita ada usaha untuk merubah nasib kita sendiri.
Yang ketiga, Jaahaduu, berjuang, kesungguhan. Berusaha juga belum cukup kalau hanya berusahanya tidak optimal. Yang dibutuhkan agar kita berhasil dalam menggapai rahmat Allah SWT adalah usaha yang se optimal dan semaksimal mungkin  yang kita sebut berjihad fi sabilillah. Sebagai cerminan, seorang syekh Abdullah Azzam, yang pada waktu itu sebagai seorang peserta dalam sebuah pelatihan. Diminta oleh panitia untuk berlari memutari lapangan sekuat tenaga yang mereka punyai. Mulailah seluruh peserta berlari, pada putaran yang ketiga ada berhenti karena tidak kuat, ada yang putaran ke empat berhenti dan seterusnya.Tinggalah Syekh Abdullah Azzam seorang diri yang terus berlari terseok-seok karena kelelahan.Seluruh peserta menyarankan agar berhenti namun ia tetap berlari dan akhirnya ia pun roboh...pingsan. Setelah sadar beliau ditanya oleh kawan-kawannya kenapa memaksakan diri hingga pingsan, apa jawab beliau ” Kan perintahnya adalah berlarilah mengitari lapangan sampai sekuat tenaga yang kalian punyai, nah ketika saya pingsan itulah tenaga saya yang terakhir...” subhanallah,kesungguhan beliau yang luar biasa, terkadang kita melakukan usaha atau pekerjaan sudah dianggap optimal dan maksimal padahal kita sebenarnya belum melakukan apa-apa.
Marilah kita sambut rahmat Allah SWT dengan modal yang telah Allah SWT berikan pada kita, dan laksanakan syarat-syaratnya dengan baik maka kita akan berhasil dan Ampunan serta kasih sayang Allah SWT akan menaungi kita,Aamiin ya Robbal ’alamin.

INFO :

JIKA INGIN 5 TAHUN KEDEPAN DI KOTA CIREBON LAHIR PARA HAFIZH/HAFIZHOH ( PENGHAFAL QUR’AN), MARI BANTU DENGAN MENJADI DONATUR BAGI PARA PELAJAR SD DAN SMP DALAM PROGRAM BEA SISWA TAHFIZH QUR’AN. DONASI BISA MELALUI REKENING : 13240100049253 JADILAH ANDA SEBAGAI SALAH DONATURNYA...PAHALA KEBAIKAN MENANTI ANDA SEMUA,JAZAKALLAH KHOIRO JAZA.

Kamis, 20 Juni 2013

Program TUBAHAFAHAM ( Tulis Baca Hafal dan Faham Al Qur'an )

 

Program Tubahafaham ( Baca Tulis Hafal dan Faham Al Qur'an ) yang diselenggarakan Oleh Pesantren Qur'an Kayuwalang dan di dukung Oleh Rumah Qur'an Indonesia ( RQI ) dan di bimbing oleh Ustad Agus Talik S.Ag selaku Pembina Rumah Qur'an Indonesia dan Pengasuh Pondok Pesantren Qur'an Kayuwalang yang bertempat jl. kayuwalang Perjuangan majasem Kel. Karyamulya Kec. Kesambi Kota Cirebon 
s

Acara Pelatihan Da'i / Mubaligh di gedung islamic cetre Kota Cirebon  sebagai Instruktur Utama Ustad Agus Talik S.Ag





Foto Bersama Sesudah Acara Pelatihan Dai / Mubaligh Di Isalmic Cetre  Kota Cirebon
Program Tubahafam ( Tulis Baca Hafal faham Al Qur'an ) Pesantren Qur'an Kayuwalang
Yang dilaksanakan 1 bulan  sekali di minggu kedua tempat di Pesantren Qur'an kayuwalang jl.Kayuwalang Perjuangan Majasem Kel. Karyamulya Kec  Kesambi

Rabu, 19 Juni 2013

Penawaran & Biaya
Program Kegiatan Diklat & Pengajaran Al Qur’an
 


1.       Ceramah Umum / Pelatihan Motivasi / Bimbingan Rohani Islam untuk para Pimpinan & Karyawan Selama bulan Ramadhan 1434 H
2.       Pengajaran Baca Tulis Qur’an ( BTQ ) Untuk para pemula  yang baru belajar  Al Qur’an
3.       Pengajaran Tahsin – Tahfidz Qur’an, untuk tingkat menengah / yang sudah bisa baca Al Qur’an tapi belum lancar Tajwidnya
4.       Pengajaran Tarjimul Qur’an untuk tingkat lanjut / yang sudah mampu & lancar membaca Al Qur’an
5.       Diklat Juru Dakwah / Kursus singkat menjadi Da’i / Mubaligh


Biaya Program Kegiatan
No
Nama Program
Jumlah Peserta
Waktu
Biaya
1.
2.

3.

4.

5.


6.

Program Ceramah Umum
Training Motivasi – Bintal Ruhani Islam
BTQ

Tahsin - Tahfidz

Tarjimul Qur’an


Diklat Da’i / Mubaligh
-
Maksimal 50 Peserta

1 Kelompok 10 Peserta

Minimal 10 Peserta

Minimal 10 Peserta


Minimal 10 Peserta
-
3-4 jam


10kali Pertemuan

10 kali pertemuan

10 kali pertemuan


10 kali Pertemuan
Rp.500.000
Rp. 50.000 / Peserta

Rp. 50.000 / Pertemuan/ Peserta
Rp. 50.000 / Pertemuan/ Peserta
Rp. 50.000 / Pertemuan/ Peserta

Rp. 50.000 / Pertemuan/ Peserta




·         Fasilitas : Buku Paket, Sertifikat, Alat tulis, Map Ekslusif.

Selasa, 18 Juni 2013

TIGA SIKAP MUSLIM TERHADAP AL-QUR’AN
Oleh
Ustadz Agus Talik S.Ag

Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami,lalu diantara mereka ada yang menzholimi diri sendiri, ada yang pertengahan dan ada pula yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan ijin Allah. Yangt demikian itu adalah karunia yang besar ” ( QS Faathir : 32).

Allah SWT menurunkan Al-Qur’an kepada manusia jelas memiliki tujuan. Tujuan dan fungsi Al-Qur’an diantaranya adalah sebagai petunjuk baik itu kepada orang-orang yang bertaqwa maupun kepada manusia secara universal, Allah SWT Berfirman :
Alif laam Miim, inilah Kitab Al-Qur’an tidak ada keraguan di dalamnya,petunjuk bagi orang yang bertakwa “ ( QS. Al-Baqoroh : 1-2 )

Ayat yang lain berbunyi :

Al-Qur’an diturunkan pada bulan Romadhon, petunjuk bagi manusia dan penjelas atas petunjuk tersebut dan sebagai furqon/ pembeda antara yang haq dan batil..
( QSAl-Baqoroh : 185)

Bahkan Rasulullah SAW menyatakan dengan tegas agar umat Islam berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan sunah Rasulullah SAW maka umat Islam tidak akan sesat selama-lamanya.
Penegasan kepada umat Islam agar berpegang teguh kepada Al-Qur’an ini karena memang umat Islam lah diwariskan Al-qur’an ini kepada mereka, sebagaimana firmannya :
Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih diantara hamba-hamba Kami...” ( QS Faathir : 32 )  
Namun umat Islam sebagai pewaris Al-Qur’an ini, terbagi menjadi tiga golongan sikap mereka terhadap Al-Qur’an. Sikap mereka adalah :
Yang pertama, adalah Zoolimun linafsihi yaitu menganiaya diri mereka sendiri. Menganiaya diri mereka sendiri maksudnya bahwa mereka sebagai umat Islam diberikan kepadanya Al-Qur’an, tetapi mereka tidak menjadikannya sebagai petunjuk dan pedoman di dalam kehidupan mereka. Malah mereka merasa malu untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan sumber didalam cara berfikir dan bertindaknya. Bahkan ironinya mereka merasa berbangga dengan ideology dan hasil buah pemikiran manusia yang jelas-jelas bertentangan dengan nilai-nilai Al-Qur’an. Mereka telah mengkufuri dan mendustai ayat-ayat Allah SWT sehingga model manusia seperti ini Allah SWT menghukuminya dengan adzab neraka. Firman Allah SWT :
Adapun orang-orang yang  ingkar  dan mendustai terhadap ayat-ayat Allah SWT,maka mereka itulah penghuni neraka dan mereka kekal didalamnya
(QS Al-Baqoroh :39 )
Yang kedua, Muqtasid yaitu kelompok pertengahan. Yaitu umat Islam yang menjadikan Al-Qur’an hanya setengah-setengah didalam pedoman kehidupannya. Terkadang ia melakukan aktivitas yang memang sesuai dengan perintah Allah SWT di dalam Al-Qur’an namun terkadang tidak sedikit ia melakukan tindakan yang jelas-jelas bertentangan dengan nilai Al-Qur’an. Kalau Al-Qur’an sesuai dengan hawa nafsunya maka ia akan menjalankannya namun kalau al-Qur’an jelas-jelas tidak sesuai dengan nafsunya maka ia akan meninggalkannya. Tekadang ia menjadi orang sholih atau sholihat pada beberapa waktu dan kondisi tetapi dalam situasi dan kondisi tertentu malah ia seolah-olah bukan seperti seorang muslim atau muslimah.
Perilaku yang seperti ini,akan menjadikan kehidupannya tidak akan baik bahkan kenistaan,kesengsaraan,fitnah dan petaka yang akan menimpanya.Sebagaimana Firman Allah SWT :
Apakah kamu beriman kepada sebagian kitab dan ingkar kepada sebagian (yang lain ) ? ..Maka tidak ada balasan yang pantas bagi orang yang berbuat demikian diantara kamu sekalian selain kenistaan dalam kehidupan dunia,dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada azab yang paling berat,dan Allah tidak lengah terhap apa yang kamu kerjakan “ ( QS Al-Baqoroh : 85 )
Maka boleh jadi ketika saat ini, banyaknya fitnah dinegeri ini; kemiskinan,banyaknya penyakit,bencana alam,pembunuhan dll adalah akibat kita sebagai umat Islam yang terbesar di negeri ini termasuk di dalam kelompok yang setengah-setengah di keIslaman kita. Untuk itu Allah SWT memerintahkan kepada kita agar umat islam benar-benar secara total didalam keislaman mereka,firman Allah SWT :
Wahai Orang-orang yang beriman masuklah kalian kepada Islam secara keseluruhan/totalitas, dan janganlah mengikuti langkah-langkah syetan,karena syetan itu musuh yang nyata bagimu ” ( QS Al-Baqoroh : 208 )
Yang ketiga, Saabiqun  bil khoirot, yaitu berlomba-lomba dalam kebaikan. Sikap inilah yang paling terpuji bagi umat Islam, yaitu menjadikan nilai-nilai Al-Qur’an yang mereka fahami maka ditindak lanjuti dengan aplikasi amal sebesar-besarnya bahkan arahan al-Qur’an untuk saling berkompetisi secara sehat didalam amal-amal kebaikan. Sebagaimana pernah dicontohkan oleh umar Ibnul Khothob yang menjadikan saudara seimannya Abu baker sshidiq sebagai contoh Kompetitor dalam beramal sholeh,sebagaimana sebuah riwayat ketika Rasulullah SAW meminta para sahabat untuk berinfaq fi sabilillah maka para sahabat pun berinfaq. Usman Bin Affan sepertiga hartanya dikeluarkan untuk perjuangan Islam, Umar pun mengeluarkan setengah hartanya kemudian ia menunggu-nunggu kompetitornya dalam beramal sholeh yaitu abu baker. Ketika Abu baker menghadap Rasulullah Muhammad SAW maka iapun berkata “ Ya Rasulullah, untuk perjuangan di jalan Allah SWT ini maka saya menyerahkan SELURUH harta benda saya untuk perjuangan ini,! “ Subhanallah..ternyata Abu bakar adalah sosok teladan didalam kebaikan Islam. Semoga kitapun termasuk orang-orang yang senantiasa menghidupkan suasana fastabiqul Khoirot di dalan beramal Sholeh.

 Wallahu ‘alam bishowab