/** Kotak Iklan **/ .kotak_iklan {text-align: center;} .kotak_iklan img {margin: 0px 5px 5px 0px;padding: 5px;text-align: center;border: 1px solid #ddd;} .kotak_iklan img:hover {border: 1px solid #333}

Selasa, 18 Juni 2013

TIGA SIKAP MUSLIM TERHADAP AL-QUR’AN
Oleh
Ustadz Agus Talik S.Ag

Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami,lalu diantara mereka ada yang menzholimi diri sendiri, ada yang pertengahan dan ada pula yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan ijin Allah. Yangt demikian itu adalah karunia yang besar ” ( QS Faathir : 32).

Allah SWT menurunkan Al-Qur’an kepada manusia jelas memiliki tujuan. Tujuan dan fungsi Al-Qur’an diantaranya adalah sebagai petunjuk baik itu kepada orang-orang yang bertaqwa maupun kepada manusia secara universal, Allah SWT Berfirman :
Alif laam Miim, inilah Kitab Al-Qur’an tidak ada keraguan di dalamnya,petunjuk bagi orang yang bertakwa “ ( QS. Al-Baqoroh : 1-2 )

Ayat yang lain berbunyi :

Al-Qur’an diturunkan pada bulan Romadhon, petunjuk bagi manusia dan penjelas atas petunjuk tersebut dan sebagai furqon/ pembeda antara yang haq dan batil..
( QSAl-Baqoroh : 185)

Bahkan Rasulullah SAW menyatakan dengan tegas agar umat Islam berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan sunah Rasulullah SAW maka umat Islam tidak akan sesat selama-lamanya.
Penegasan kepada umat Islam agar berpegang teguh kepada Al-Qur’an ini karena memang umat Islam lah diwariskan Al-qur’an ini kepada mereka, sebagaimana firmannya :
Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih diantara hamba-hamba Kami...” ( QS Faathir : 32 )  
Namun umat Islam sebagai pewaris Al-Qur’an ini, terbagi menjadi tiga golongan sikap mereka terhadap Al-Qur’an. Sikap mereka adalah :
Yang pertama, adalah Zoolimun linafsihi yaitu menganiaya diri mereka sendiri. Menganiaya diri mereka sendiri maksudnya bahwa mereka sebagai umat Islam diberikan kepadanya Al-Qur’an, tetapi mereka tidak menjadikannya sebagai petunjuk dan pedoman di dalam kehidupan mereka. Malah mereka merasa malu untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan sumber didalam cara berfikir dan bertindaknya. Bahkan ironinya mereka merasa berbangga dengan ideology dan hasil buah pemikiran manusia yang jelas-jelas bertentangan dengan nilai-nilai Al-Qur’an. Mereka telah mengkufuri dan mendustai ayat-ayat Allah SWT sehingga model manusia seperti ini Allah SWT menghukuminya dengan adzab neraka. Firman Allah SWT :
Adapun orang-orang yang  ingkar  dan mendustai terhadap ayat-ayat Allah SWT,maka mereka itulah penghuni neraka dan mereka kekal didalamnya
(QS Al-Baqoroh :39 )
Yang kedua, Muqtasid yaitu kelompok pertengahan. Yaitu umat Islam yang menjadikan Al-Qur’an hanya setengah-setengah didalam pedoman kehidupannya. Terkadang ia melakukan aktivitas yang memang sesuai dengan perintah Allah SWT di dalam Al-Qur’an namun terkadang tidak sedikit ia melakukan tindakan yang jelas-jelas bertentangan dengan nilai Al-Qur’an. Kalau Al-Qur’an sesuai dengan hawa nafsunya maka ia akan menjalankannya namun kalau al-Qur’an jelas-jelas tidak sesuai dengan nafsunya maka ia akan meninggalkannya. Tekadang ia menjadi orang sholih atau sholihat pada beberapa waktu dan kondisi tetapi dalam situasi dan kondisi tertentu malah ia seolah-olah bukan seperti seorang muslim atau muslimah.
Perilaku yang seperti ini,akan menjadikan kehidupannya tidak akan baik bahkan kenistaan,kesengsaraan,fitnah dan petaka yang akan menimpanya.Sebagaimana Firman Allah SWT :
Apakah kamu beriman kepada sebagian kitab dan ingkar kepada sebagian (yang lain ) ? ..Maka tidak ada balasan yang pantas bagi orang yang berbuat demikian diantara kamu sekalian selain kenistaan dalam kehidupan dunia,dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada azab yang paling berat,dan Allah tidak lengah terhap apa yang kamu kerjakan “ ( QS Al-Baqoroh : 85 )
Maka boleh jadi ketika saat ini, banyaknya fitnah dinegeri ini; kemiskinan,banyaknya penyakit,bencana alam,pembunuhan dll adalah akibat kita sebagai umat Islam yang terbesar di negeri ini termasuk di dalam kelompok yang setengah-setengah di keIslaman kita. Untuk itu Allah SWT memerintahkan kepada kita agar umat islam benar-benar secara total didalam keislaman mereka,firman Allah SWT :
Wahai Orang-orang yang beriman masuklah kalian kepada Islam secara keseluruhan/totalitas, dan janganlah mengikuti langkah-langkah syetan,karena syetan itu musuh yang nyata bagimu ” ( QS Al-Baqoroh : 208 )
Yang ketiga, Saabiqun  bil khoirot, yaitu berlomba-lomba dalam kebaikan. Sikap inilah yang paling terpuji bagi umat Islam, yaitu menjadikan nilai-nilai Al-Qur’an yang mereka fahami maka ditindak lanjuti dengan aplikasi amal sebesar-besarnya bahkan arahan al-Qur’an untuk saling berkompetisi secara sehat didalam amal-amal kebaikan. Sebagaimana pernah dicontohkan oleh umar Ibnul Khothob yang menjadikan saudara seimannya Abu baker sshidiq sebagai contoh Kompetitor dalam beramal sholeh,sebagaimana sebuah riwayat ketika Rasulullah SAW meminta para sahabat untuk berinfaq fi sabilillah maka para sahabat pun berinfaq. Usman Bin Affan sepertiga hartanya dikeluarkan untuk perjuangan Islam, Umar pun mengeluarkan setengah hartanya kemudian ia menunggu-nunggu kompetitornya dalam beramal sholeh yaitu abu baker. Ketika Abu baker menghadap Rasulullah Muhammad SAW maka iapun berkata “ Ya Rasulullah, untuk perjuangan di jalan Allah SWT ini maka saya menyerahkan SELURUH harta benda saya untuk perjuangan ini,! “ Subhanallah..ternyata Abu bakar adalah sosok teladan didalam kebaikan Islam. Semoga kitapun termasuk orang-orang yang senantiasa menghidupkan suasana fastabiqul Khoirot di dalan beramal Sholeh.

 Wallahu ‘alam bishowab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar